Rizal Prasetyo
Selasa, 01 Oktober 2013
Belalang Goreng, Wisata Kuliner Ekstrem Khas Gunungkidul
Berburu wisata kuliner jadi hal wajib bagi kebanyakan traveler. Jika sedang traveling ke Gunungkidul, jangan lewatkan mencicipi belalang goreng. Rasanya yang gurih bisa membuat Anda ketagihan. Kriuk!
Mungkin tak banyak yang tahu kalau belalang ternyata bisa diolah menjadi kuliner yang lezat. Selain itu, belalang juga kaya akan protein yang bisa menjadi pengganti lauk pauk, seperti ayam dan ikan.
Keanekaragaman Indonesia tercermin dalam berbagai hal, salah satunya dalam segi makanan. Jika pergi ke luar negeri, Anda akan merasakan betapa kayanya jenis makanan yang ada di Indonesia dibandingkan dengan negara lain.
Betapa makanan yang ada di Nusantara itu beraneka rasa, warna, rupa bahkan makna. Kondisi dan hasil alam Indonesia yang bervariasi tampaknya memberikan pengaruh pada keragaman makanan yang ada ini.
Saya ingin bercerita sedikit tentang salah satu makanan nusantara, yakni belalang goreng atau walang goreng dalam Bahasa Jawa. Ini adalah salah satu makanan khas yang ada di Kabupaten Gunungkidul, DIY, selain gaplek, tiwul dan gatot.
Saya pertama kali mencicipi belalang goreng saat melakukan kuliah kerja nyata (KKN) di Saptosari, Gunungkidul tahun 2005. Awalnya memang terdengar aneh, namun karena penasaran, akhirnya pada saya mencicipi juga.
Belalang memang banyak dijual di wilayah Gunung Kidul. Kalau berkunjung ke sana, Anda bisa menemukan para pedagang mangkal di beberapa tempat, untuk menjajakan binatang yang suka meloncat-loncat ini.
Sebut saja di daerah Paliyan, dekat Saptosari. Jika ingin berkunjung ke Pantai Ngrenehan atau Pantai Baron, persis di depan tempat yang sering dijadikan untuk latihan tentara, Anda bisa menemukan penjual belalang.
Tempat lainnya adalah di wilayah Semanu. Kabarnya juga ada di tempat lain. Tapi hanya di kedua daerah ini yang pernah saya lihat secara langsung. Biasanya mereka berjualan dengan cara menggantungkan rentengan belalang yang masih hidup. Kemudian ditusuk dalam satu potongan bambu atau tali rafia pada kayu atau pada sepeda onthelnya.
Setelah digoreng, belalang memang terlihat menggelikan seperti kecoa. Tapi janganlah menilai dari luarnya saja. Cobalah cicipi satu, Anda pasti akan menggambil untuk kedua kalinya. Setelah yang kedua dan ketiga kalinya pasti ketagihan sampai tak terasa belalang goreng ini habis. Rasanya seperti menggigit cangkang kepiting goreng, garing. Kriuk-kriuk!
Dulu kami makan belalang ini ditemani nasi putih dan sambal bawang. Kadang kami juga menikmatinya dengan sambal kecap, yaitu campuran kecap dan irisan lombok. Namun, tak jarang pula kami memakan layaknya cemilan sambil nonton TV atau VCD.
Jangan tanya soal rasanya, karena sangat guriiiih. Hanya sayang, saya memiliki alergi yang menyebabkan badan langsung bentol-bentol, dan gatal setelah makan belalang ini.
Tapi saya tak kehabisan akal. Setiap seminggu sekali kami diberi kesempatan meninggalkan lokasi KKN untuk kembali ke kota. Pada saat itulah aku suka membeli CTM (obat anti alergi) untuk mengusir bentol-bentol sehabis makan belalang.
Cara membuat belalang goreng ini sangatlah gampang. Saya ingat betul bagaimana dulu sering diminta untuk membantu ibu pemilik pondokan KKN saya memasak belalang.
Sehabis dibeli dari penjualnya, belalang disiram dengan air panas mendidih. Setelah semuanya mati, belalang dibersihkan dari bulu-bulu yang melekat. Kemudian, satu per satu sayapnya juga, beserta kepalanya.
Selanjutnya, belalang dicuci kembali sampai bersih dan direndam dalam air racikan. Air racikan ini bisa air garam atau bumbu instan. Barulah kemudian belalang yang sudah bersih digoreng dalam minyak panas.
Belalang yang dimakan ini biasanya jenis belalang kayu, yaitu belalang yang suka menempel di pohon jati, yang banyak tumbuh di Gunung Kidul. Biasanya banyak ditemukan pada saat musim kemarau.
Sesekali saya ikut anak-anak kecil di desa tempat KKN untuk jalan-jalan untuk menangkap belalang ini. Menangkapnya bisa hanya dengan tangan kosong, pakai lem tikus yang dibalurkan pada batang bambu, atau dengan jaring yang dipasang pada ujung bambu.
Kadang saya suka jadi bahan tertawaan anak-anak karena sering gagal menangkap belalang. Memang harus diakui kalau anak-anak ini lebih kompeten untuk urusan tangkap-menangkap belalang. Di musim hujan pun belalang masih bisa ditangkap. Biasanya dilakukan pada malam hari dengan membawa senter. Namun saya belum pernah mencobanya.
Belakangan saya baru tahu kalau belalang punya kandungan protein yang tinggi. Bahkan, lebih tinggi dari makanan penghasil protein lain seperti udang, telur ayam, daging ayam atau bahkan daging sapi. Cocok untuk dijadikan alternatif memenuhi kebutuhan protein yang murah meriah.
Belalang biasanya dijual rentengan dalam keadaan masih hidup. Harganya bervariasi tergantung berapa ekor jumlahnya dalam satu renteng. Untuk yang 100 ekor satu renteng dijual seharga Rp 30.000. Untuk yang 150 ekor harganya Rp 45.000.
Terlalu banyak? Anda juga bisa membelinya dalam jumlah sedikit. Untuk belalang 50 ekor dijual seharga Rp 15.000. Cukup terjangkau bila dibandingkan dengan sumber protein hewani lainnya.
Kalau malas memasak, cukup bilang saja kepada si penjual belalang. Biasanya dia akan membawa pembeli ke rumah warga yang berada di sekitar sana. Mereka akan memasaknya untuk Anda.
Mau dimakan di tempat atau dibawa pulang, terserah Anda. Dengan membayar ongkos masak sekitar Rp 15.000 ditambah harga lain untuk teman makan, Anda sudah bisa memupus rasa penasaran untuk makan belalang ini.
Untungnya sekarang juga sudah banyak orang berjualan belalang goreng dalam kemasan plastik atau toples. Dari penjual belalang rentengan yang ada di Paliyan atau Semanu, Anda bisa menuju ke Wonosari tepatnya di Jalan KH Agus Salim.
Di sana ada banyak pedagang yang menjual belalang kemasan. Harganya murah mulai dari Rp 5.000 hingga puluhan ribu untuk satu kemasannya. Di situ juga sudah banyak rumah makan yang menyediakan lauk belalang.
Selain dengan nasi putih, turis juga bisa memakannya dengan tiwul (pengganti nasi khas Gunungkidul berbahan dasar singkong), atau nasi merah. Traveler juga tak perlu khawatir karena belalang ini dihalalkan kok.
Penasaran? Tunggu apa lagi, ayo segera meluncur dan penuhi kebutuhan protein tubuh Anda dengan memakan belalang khas Gunungkidul!
Rabu, 25 September 2013
Gunung Api Langgeran
Sejarah
Asal nama Gunung Nglanggeran
Nama Nglanggeran berasal dari kata Planggaran yang mempunyai makna setiap ada perilaku jahat pasti tertangkap/ketahuan. Ada juga yang menuturkan Gunung Nglanggeran berasal dari kata Langgeng artinya desa yang Aman dan Tentram.
Selain sebutan Gunung Nglanggeran gunung yang tersusun dari banyak bebatuan ini disebut Gunung Wayang karena terdapat Gunung/bebatuan yang menyerupai tokoh pewayangan. Selain itu menurut kepercayaan adat jawa Gunung Nglanggeran dijaga oleh Kyi Ongko Wijoyo dan Punokawan. Punokawan dalam tokoh pewayangan tersebut diantaranya:
1. Kyai Semar
2. Kyai Nolo Gareng
3. Kyai Petruk
4. Kyai Bagong
Tanaman Obat ( Termas )
Mitos pegunungan Nglanggeran dilingkari Naga Besar yang memiliki kesaktian menyembuhkan segala bentuk macam penyakit. Hingga saat ini terbukti dengan adanya pohon Termas yang bentuknya menjalar seperti ular yang dapat mengeluarkan air obat. Namun tidak bisa semua orang bebas mengambil air obat tersebut karena ada pawang khusus yang harus melakukan ritual agar air obat dapat berkhasiat dengan baik.
Kepercayaan Mistis
Masyarakat meyakini penguasa Desa Nglanggeran Kyai SOYONO yang mempunyai Klangenan Macan Putih. Macan Putih ini bertugas menjaga dan mengamankan Nglanggeran dari berbagai macam kejahatan. Sebagai bukti adanya Macan Putih adalah tentramnya masyarakat Desa Nglanggeran dengan selalu tertangkapnya orang yang bertindak jahat.
Pantangan Kebudayaan
Saat melakukan kesenian Wayang Kulit, dalang dilarang/tidak boleh membelakangi Gunung Nglanggeran.
Cerita Wayang tidak boleh menceriterakan tentang hal Ongko Wijaya yang disakiti.
Zona bagian Utara Gunung Nglanggeran tidak boleh mengadakan kesenian Wayang Kulit.
Nilai Historis Tinggi
Dipercaya Gunung Nglanggeran sebagai Gunung Wahyu karena gunung tersebut diyakini sarana meditasi memperoleh wahyu dari Tuhan YME.
Air dari gunung Nglanggeran/Gunung Wahyu sering diambil Abdi dalem dari Kraton Yogyakarta sebagai sarana mohon ketentraman dan keselamatan semua masyarakat DIY.
Terdapat Arca disekitar Tlogo Mardidho yang tubuhnya sampai saat ini masih tersimpan namun tanpa kepala karena kepala dari Arca tersebut terpisah. Dahulu kala arca tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang saat dijauhi tersenyum, namun saat didekati berubah kembali menjadi Arca biasa, hal tersebut membuat marah Kyai Tir sehingga menendangnya hingga terpisah kepala dan tubuhnya. Dan tubuhnya dibuang ke sebuah Song sehingga Song tersebut bernama Song Putri. Setelah bertahun-tahun kepala patung tersebut ditemukan oleh salah satu warga Nglanggeran yang bernama Kyai Kromo Suwito ( Paimin) sekitar tahun 1961 dipekarangan orang tersebut. Kepala patung tersebut mirip Kendedes dengan kepala perunggu dan bibir berlapis emas yang sekarang tersimpan di Museum Sono Budoyo Yogyakarta sedangkan tubuhnya masih tersimpan di Kalisong Gunung Nglanggeran.
Asal nama Gunung Nglanggeran
Nama Nglanggeran berasal dari kata Planggaran yang mempunyai makna setiap ada perilaku jahat pasti tertangkap/ketahuan. Ada juga yang menuturkan Gunung Nglanggeran berasal dari kata Langgeng artinya desa yang Aman dan Tentram.
Selain sebutan Gunung Nglanggeran gunung yang tersusun dari banyak bebatuan ini disebut Gunung Wayang karena terdapat Gunung/bebatuan yang menyerupai tokoh pewayangan. Selain itu menurut kepercayaan adat jawa Gunung Nglanggeran dijaga oleh Kyi Ongko Wijoyo dan Punokawan. Punokawan dalam tokoh pewayangan tersebut diantaranya:
1. Kyai Semar
2. Kyai Nolo Gareng
3. Kyai Petruk
4. Kyai Bagong
Tanaman Obat ( Termas )
Mitos pegunungan Nglanggeran dilingkari Naga Besar yang memiliki kesaktian menyembuhkan segala bentuk macam penyakit. Hingga saat ini terbukti dengan adanya pohon Termas yang bentuknya menjalar seperti ular yang dapat mengeluarkan air obat. Namun tidak bisa semua orang bebas mengambil air obat tersebut karena ada pawang khusus yang harus melakukan ritual agar air obat dapat berkhasiat dengan baik.
Kepercayaan Mistis
Masyarakat meyakini penguasa Desa Nglanggeran Kyai SOYONO yang mempunyai Klangenan Macan Putih. Macan Putih ini bertugas menjaga dan mengamankan Nglanggeran dari berbagai macam kejahatan. Sebagai bukti adanya Macan Putih adalah tentramnya masyarakat Desa Nglanggeran dengan selalu tertangkapnya orang yang bertindak jahat.
Pantangan Kebudayaan
Saat melakukan kesenian Wayang Kulit, dalang dilarang/tidak boleh membelakangi Gunung Nglanggeran.
Cerita Wayang tidak boleh menceriterakan tentang hal Ongko Wijaya yang disakiti.
Zona bagian Utara Gunung Nglanggeran tidak boleh mengadakan kesenian Wayang Kulit.
Nilai Historis Tinggi
Dipercaya Gunung Nglanggeran sebagai Gunung Wahyu karena gunung tersebut diyakini sarana meditasi memperoleh wahyu dari Tuhan YME.
Air dari gunung Nglanggeran/Gunung Wahyu sering diambil Abdi dalem dari Kraton Yogyakarta sebagai sarana mohon ketentraman dan keselamatan semua masyarakat DIY.
Terdapat Arca disekitar Tlogo Mardidho yang tubuhnya sampai saat ini masih tersimpan namun tanpa kepala karena kepala dari Arca tersebut terpisah. Dahulu kala arca tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang saat dijauhi tersenyum, namun saat didekati berubah kembali menjadi Arca biasa, hal tersebut membuat marah Kyai Tir sehingga menendangnya hingga terpisah kepala dan tubuhnya. Dan tubuhnya dibuang ke sebuah Song sehingga Song tersebut bernama Song Putri. Setelah bertahun-tahun kepala patung tersebut ditemukan oleh salah satu warga Nglanggeran yang bernama Kyai Kromo Suwito ( Paimin) sekitar tahun 1961 dipekarangan orang tersebut. Kepala patung tersebut mirip Kendedes dengan kepala perunggu dan bibir berlapis emas yang sekarang tersimpan di Museum Sono Budoyo Yogyakarta sedangkan tubuhnya masih tersimpan di Kalisong Gunung Nglanggeran.
Selasa, 17 September 2013
Legenda unik dari gua pari dan gua bening
GOA PARI DAN GOA BENING
Goa pari dan goa bening adalah sebuah goa alam yang terletak di dusun duwetrejo desa karangtengah kecamatan Wonosari Kaupaten Gunungkidul. Dari kota wonosari berjarak kurang lebih 6km kearah jurusan Kec.Nglipar.
GOA PARI
Goapari merupakan goa alam yang mempunyai panjang dari pintu masuk selatan menghubung kepintu keluar kearah utara se[anjang kurang kebih 250 m lebar rata 20 msedangkan ketebalan langit langit kepermukaan tanah bumi kurang lebih 10m ketinggian dari dasar goa kelangit langit goa kurang lebih 15m’
Di dalam goa pari terdapat banyak ornament staglamit dan juga tiang penyangga terbuat secara alami yang berproses ratusan tahun lamannya .
Dulu sebenaarnya goapari dan goa bening sudah dikenal warga masyarakat sekitar sudah lama sebagai tempat untuk rekreasi dan digoa pari sebagai tempat untuk pati geni (bertapa) bagi orang yang masih mempercayai hal hal mistis.karena kurangnya perhatian dari dinas terkait sehingga lama kelamaan goa tersebut dilupakan orang.
Baru akir akir ini pemerintah Kabupaten mulai melirik potensi obyek wisata alam yang bisa untuk dikembangkan ,salah satu contoh sekarang ini baru dibangun sarana dan prasarana di lokasi, pengaspalan jalan yang menuju lokasi goa tersebut.
ALKISAH
Konon menurut cerita goa pari dan goa bening ditemukan oleh dua bersaudara yang sedang mengembara yang bernama SUTOKERTIdan KERTISUTO yang merupakan 2 sosok pemuda yang gah berani sekti mondroguno oratedas tapak paluning pande menelusuri rimba raya jajah deso milang kori dan pada akirnya sampailah kedua pemuda tersebut kehutan belantara yang bernama ALASTRUKAN dan disitu terdapat dua goa yang di kuasai oleh sejenis jin yang bernama JOYOJENGGERAT yang mempunyai putri yang cantik jelita bernama DEWI SUCI.
Konon menurut cerita goa bening merupakan tempat pemandian DEWISUCI putri dari JOYOJENGGERAT kenapa dinamakan goa bening ,karena goa tersebut terdapat air yang mengalir sangat jernih(bening) suatu ketika dua pemuda pengembara memergoki ada seorang gadis cantik nan rupawan mandi digoa bening yang tidak lain dan tidak bukan adalah DEWISUCI kedua pengembara berdecak kagum melihat keelokan rupa nan cantik jelita,singkat cerita dua pemuda tersebut menaruh hati pada gadis tersebut.
Berita adanya dua pemuda pengembara cepat tersebar luas di wilayah ALAS TRUKAN tak terkecuali JIN JOYOJENGGERAT .joyo jenggerat kemudian mengutus salah satu anak buahnya untuk memastikan kebenaran tersebut setelah ketemu dua pengembara terjadilah kesalah pahaman terjadi pertengkaran dan perkelahian kedua belah pihak utusan JOYOJENGGERAT tewas ditangan KERTISUTOdanSUTOKERTI.mendengar kabar anak buahnya tewas ditangan kedua pemuda JOYOJENGGERAT murka dan mencari dua pemuda tersebut akirnya terjadilah peperangan yantg sangat sengit antara kedua belah pihak dan pada akirnya JOYO JENGGERAT pun kalah mengakui kesaktia kedua pemuda pengembara ,sekali gus menyerahkan kekuasaanya ALAS TRUKAN dan PUTRINYA DEWISUCI kepada SUTOKERTIdanKERTISUTO.
Karena dua pemuda sama sama menaruh hati pada DEWISUCI harus ada salah satu yang mengalah untuk menghindari perpecahan persaudaraan maka dengan hati yang legowo SUTOKERTIpun mengalah merelakan yang menjadi suami dewisuci kertisuto kemudian suto kerti meneruskan pengembaraan kearah selatan kelak dikemudian hari sutokerti menjadikan cikal bakal dusun kajar.
Kemudian kertisuto tetap tinggal di alastrukan karena wilayah trukan sebelah utara merupakan tanah yang subur maka kerti suto bercocok tanam disitu sebagai sumber penghidupan lkaren tanahnya subur hasilnyapun melipah ruah untuk menyimpan hasil pertanian karena saking banyaknya terutama padi (pari) kertisuto memanfaatkan goa sebagai tempat untuk menyimpan hasil pertanian sehingga goa tersebut dinamkan GOAPARI.
Konon menurut cerita dijaman penjajahan GOAPARI berperanan sangat penting karena digunakan warga masyarakat sekitar untuk mengamankan hasil pertanian dari jarahan para penjajah.
pintu masuk gua pari
bagian dalam gua pari
Jumat, 13 September 2013
Bob Marly
Robert Nesta Marley"Bob" Marley (lahir di Nine Mile, Saint Ann, Jamaika, 6 Februari 1945 – meninggal di Miami, Florida, Amerika Serikat, 11 Mei 1981 pada umur 36 tahun) adalah seorang penyanyi, pencipta lagu, dan musisi reggae berkebangsaan Jamaika. Bob Marley sampai saat ini dikenal di seluruh dunia sebagai musisi reggae yang paling tersohor dalam dunia musik reggae. Dia diakui perannya dalam memopulerkan dan menyebarkan musik Jamaika dan Gerakan Rastafari ke seluruh dunia. [1]
Bob Marley adalah gitaris, vokalis, dan pencipta lagu dalam grup musik The Wailers (1964–1974) dan Bob Marley & The Wailers (1974–1981) yang beraliran ska, rocksteady dan reggae.
Biografi
Kapten Norval Sinclair Marley adalah seseorang yang berperawakan kecil. Ia adalah seorang pengawas tanah perusahaan Crown Lands, milik Pemerintahan Inggris yang telah menjajah Jamaika sejak tahun 1660-an yang terletak sebelah utara pulau itu. Pangkat yang disandangnya ia dapat saat menjadi komandan markas di Resimen British Hindia Barat. Suatu saat ia bertemu dengan Cendella, seorang wanita pribumi yang telah mamikat hatinya pada saat dia sedang berkunjung ke distrik Nine Miles. Hubungan mereka menjadi pergunjingan warga setempat karena Ras. Pada Mei 1944 cedella mengejutkan keluarganya karena hamil. Sehingga pada hari jumat dilaksanakanlah pernikahan antara Norval dengan Cendella dan sehari setelah pernikahan mereka, Cendella diungsikan ke Kingston agar tidak tercorek namanya sebagai ahli waris keluarganya.
Dan akhirnya Cendella melahirkan seorang anak yang diberi nama Robert Nesta Marley yang lahir pada pukul 2.30, Rabu Februari 1945 dengan bobot enam setengan pon (3.25 kg) di Nine Miles. Konon pada malam kelahirannya, banyak orang melihat beberapa meteor jatuh, yang menurut keyakinannya akan lahir seorang tokoh besar.
Pada tahun 1950 Cendella pindah ke Trench Town – Kingston. Marley mulay berinteraksi dengan geng-geng jalanan yang kemudian berlanjut menjadi gerombolan bernama “The Rudeboys. Walaupun berperawakan kecil seperti ayahnya, tapi karena kekuatannya ia dijuluki “Tuff Gong”.
Setelah Marley drop out dari sekolahnya ia mulai tertarik dengan musik. Pada awal 1962 Bob Marley, Bunny Livingstone, Peter Mcintosh, Junior Braithwaite, Beverley Kelso dan Cherry Smith membentuk grup ska & rocksteady dengan nama “The Teenager” yang nantinya berubah menjadi The Wailing Rudeboys dan berganti lagi menjadi The Wailing Wailer dan akhirnya menjadi The Wailers.
Pada tahun 1977, Bob Marley divonis terkena kanker kulit, namun disembunyikan dari publik. Bob Marley kembali ke Jamaica tahun 1978, dan mengeluarkan SURVIVAL pada tahun 1979 diikuti oleh kesuksesan tur keliling Eropa.
Bob Marley melakukan 2 pertunjukan di Madison Square Garden dalam rangka merengkuh warga kulit hitam di Amerika Serikat. Namun pada tanggal 21 September 1980, Bob Marley pingsan saat jogging di NYC’s Central Park. Kankernya telah menyebar sampai otak, paru-paru dan lambung. Penyanyi reggae inipun akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di Miami Hospital pada 11 Mei 1981 di usia 36 tahun, dengan meninggalkan seorang istri dan 5 orang anak.
Terlihat jelas melalui sinar matahari jamaika kamu dapat memilih bagian dari dongeng tentang Marley antara lain : tentang kesedihan, cinta, pemahaman, dan Godgiven talent.
Dua dekade setelah dia meninggal, Imensitas (kebesaran) Bob Marley menempatkannya menjadi satu di antara figur-figur transenden terbesar sepanjang abad. Riak-riak yang dilakukannya menyebrang dari sungai musiknya kedalam samudera politik, etika, gaya filsfat, dan agama (Rastafaria). Bob Marley dimasukkan ke dalam Rock n Roll Hall of Fame pada tahun 1994. Majalah time memilih lagu Bob Marley & The Wailers Exodus sebagai album terbersar pada abad ke-20. pada tahun 2001 ia memenangkan Grammy Lifetime Achivement Award.
Pada tahun yang sama kemudian film documenter tentang hidupnya dibuat oleh Jeremy Marre, Rebel Music, dinominasikan untuk The Best Long Form Music Video documentary at the Grammies, serta penghargaan untuk beberapa kategori lainnya. Dengan kontribusi dari Rita, The Wailers, dan para pecintanya serta anaknya, film tersebut menceritakan tentang Marley, yang juga disertai kata-kata Marley sendiri. Pada musim panas tahun 2006, Kota New York memberikan penghargaan tersendiri bagi Bob Marley dengan memberi nama pada jalam gereja dari jalan Ramsen ke East 98th street dibagian timur Brookliyn dengan memberi nama “Marley Boulevard”. Dan masih banyak lagi penghargaan yang Bob Marley dapatkan.
Kisah hidup Bob Marley adalah sebuah arketipe, itulah kenapa karya-karyanya abadi dan terus bergema. Bob Marley berbicara tentang represi politik, wawasan metafisik dan artistic, kesejahteraan dan apa saja yang mengusiknya. “No Women No Cry” masih akan terus mengahapus air mata dari wajah seorang janda “Exodus” masih akan memunculkan ksatria, “Redemtion Song” masih akan menjadi tangisan emansipasi untuk melawan segala tirrani, “Waiting in Vaint” akan tetap menggairahkan, dan “One Love” akan terus menjadi himne internasional bagi kesatuan kemanusiaan didunia melampui batas-batas, melampui kepercayaan-kepercayaan, di mana tiap orang akan sadar dan mempelajarinya.
Bob Marley bukan hanya sekedar bintang musik yang sebagian besar rekamannya memecahkan rekor internasional, namun ia juga menjadi sebuah figure moral dan religius. Selain Bob Marley kita juga harus mengakui bahwa banyak musisi yang lebih unggul dari penemuan instrumental, gaya vocal gubahan musik, dan sebagainya.tetapi hanya Bob Marley yang dapat membuat kita melihat ribuan orang Hpi dari Mexico, Maori dari Selandia Baru bahkan komunitas-nya di Indonesia (Jogjakarta dan Bali), berkumpul tiap tahun untuk menghormatinya.
Banyak penggemarnya di seluruh dunia meniru gaya rambut dreadlocknya karena fanatic walaupun tidak sedikit pula yang meniru dreadlock Bob Marley karena terkena imbas voyeurisme, padahal sebenarnya dreadlock Bob Marley sebagai bagian dari keyakinannya akan ajran Rastafarian, dan bukan dari pengkulturan dari selebriti idolanya. Pada umumnya di Indonesia, sosok Bob Marley banyak diidentikkan dengan ganja, padahal ganja adalah ritual serta bagian dari ajaran Rastafarian dan Bob Marly adalah penganutnya. Wajar bila ia mengkonsumsi, menjadikan syair, dan menyanyikannya.
Ia mulai dikenal di dunia musik reggae pada tahun 1962. Album pertamanya ialah "The Wailing Wailers" dirilis tahun 1965 bersama The Wailers. Pada 1974 lagu "No Woman No Cry" menjadi populer di Jamaika dan negara-negara Amerika Serikat. Namun pada tahun 1977 ia mengidap penyakit kanker. Pada tahun 1980, Marley pingsan saat jogging di New York. Namun pada 1981 Marley meninggal dunia setelah mengalami kanker yang dideritanya selama empat tahun terakhir. Ia meninggalkan seorang istri dan 5 orang anak.
Bob Marley adalah gitaris, vokalis, dan pencipta lagu dalam grup musik The Wailers (1964–1974) dan Bob Marley & The Wailers (1974–1981) yang beraliran ska, rocksteady dan reggae.
Biografi
Kapten Norval Sinclair Marley adalah seseorang yang berperawakan kecil. Ia adalah seorang pengawas tanah perusahaan Crown Lands, milik Pemerintahan Inggris yang telah menjajah Jamaika sejak tahun 1660-an yang terletak sebelah utara pulau itu. Pangkat yang disandangnya ia dapat saat menjadi komandan markas di Resimen British Hindia Barat. Suatu saat ia bertemu dengan Cendella, seorang wanita pribumi yang telah mamikat hatinya pada saat dia sedang berkunjung ke distrik Nine Miles. Hubungan mereka menjadi pergunjingan warga setempat karena Ras. Pada Mei 1944 cedella mengejutkan keluarganya karena hamil. Sehingga pada hari jumat dilaksanakanlah pernikahan antara Norval dengan Cendella dan sehari setelah pernikahan mereka, Cendella diungsikan ke Kingston agar tidak tercorek namanya sebagai ahli waris keluarganya.
Dan akhirnya Cendella melahirkan seorang anak yang diberi nama Robert Nesta Marley yang lahir pada pukul 2.30, Rabu Februari 1945 dengan bobot enam setengan pon (3.25 kg) di Nine Miles. Konon pada malam kelahirannya, banyak orang melihat beberapa meteor jatuh, yang menurut keyakinannya akan lahir seorang tokoh besar.
Pada tahun 1950 Cendella pindah ke Trench Town – Kingston. Marley mulay berinteraksi dengan geng-geng jalanan yang kemudian berlanjut menjadi gerombolan bernama “The Rudeboys. Walaupun berperawakan kecil seperti ayahnya, tapi karena kekuatannya ia dijuluki “Tuff Gong”.
Setelah Marley drop out dari sekolahnya ia mulai tertarik dengan musik. Pada awal 1962 Bob Marley, Bunny Livingstone, Peter Mcintosh, Junior Braithwaite, Beverley Kelso dan Cherry Smith membentuk grup ska & rocksteady dengan nama “The Teenager” yang nantinya berubah menjadi The Wailing Rudeboys dan berganti lagi menjadi The Wailing Wailer dan akhirnya menjadi The Wailers.
Pada tahun 1977, Bob Marley divonis terkena kanker kulit, namun disembunyikan dari publik. Bob Marley kembali ke Jamaica tahun 1978, dan mengeluarkan SURVIVAL pada tahun 1979 diikuti oleh kesuksesan tur keliling Eropa.
Bob Marley melakukan 2 pertunjukan di Madison Square Garden dalam rangka merengkuh warga kulit hitam di Amerika Serikat. Namun pada tanggal 21 September 1980, Bob Marley pingsan saat jogging di NYC’s Central Park. Kankernya telah menyebar sampai otak, paru-paru dan lambung. Penyanyi reggae inipun akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di Miami Hospital pada 11 Mei 1981 di usia 36 tahun, dengan meninggalkan seorang istri dan 5 orang anak.
Terlihat jelas melalui sinar matahari jamaika kamu dapat memilih bagian dari dongeng tentang Marley antara lain : tentang kesedihan, cinta, pemahaman, dan Godgiven talent.
Dua dekade setelah dia meninggal, Imensitas (kebesaran) Bob Marley menempatkannya menjadi satu di antara figur-figur transenden terbesar sepanjang abad. Riak-riak yang dilakukannya menyebrang dari sungai musiknya kedalam samudera politik, etika, gaya filsfat, dan agama (Rastafaria). Bob Marley dimasukkan ke dalam Rock n Roll Hall of Fame pada tahun 1994. Majalah time memilih lagu Bob Marley & The Wailers Exodus sebagai album terbersar pada abad ke-20. pada tahun 2001 ia memenangkan Grammy Lifetime Achivement Award.
Pada tahun yang sama kemudian film documenter tentang hidupnya dibuat oleh Jeremy Marre, Rebel Music, dinominasikan untuk The Best Long Form Music Video documentary at the Grammies, serta penghargaan untuk beberapa kategori lainnya. Dengan kontribusi dari Rita, The Wailers, dan para pecintanya serta anaknya, film tersebut menceritakan tentang Marley, yang juga disertai kata-kata Marley sendiri. Pada musim panas tahun 2006, Kota New York memberikan penghargaan tersendiri bagi Bob Marley dengan memberi nama pada jalam gereja dari jalan Ramsen ke East 98th street dibagian timur Brookliyn dengan memberi nama “Marley Boulevard”. Dan masih banyak lagi penghargaan yang Bob Marley dapatkan.
Kisah hidup Bob Marley adalah sebuah arketipe, itulah kenapa karya-karyanya abadi dan terus bergema. Bob Marley berbicara tentang represi politik, wawasan metafisik dan artistic, kesejahteraan dan apa saja yang mengusiknya. “No Women No Cry” masih akan terus mengahapus air mata dari wajah seorang janda “Exodus” masih akan memunculkan ksatria, “Redemtion Song” masih akan menjadi tangisan emansipasi untuk melawan segala tirrani, “Waiting in Vaint” akan tetap menggairahkan, dan “One Love” akan terus menjadi himne internasional bagi kesatuan kemanusiaan didunia melampui batas-batas, melampui kepercayaan-kepercayaan, di mana tiap orang akan sadar dan mempelajarinya.
Bob Marley bukan hanya sekedar bintang musik yang sebagian besar rekamannya memecahkan rekor internasional, namun ia juga menjadi sebuah figure moral dan religius. Selain Bob Marley kita juga harus mengakui bahwa banyak musisi yang lebih unggul dari penemuan instrumental, gaya vocal gubahan musik, dan sebagainya.tetapi hanya Bob Marley yang dapat membuat kita melihat ribuan orang Hpi dari Mexico, Maori dari Selandia Baru bahkan komunitas-nya di Indonesia (Jogjakarta dan Bali), berkumpul tiap tahun untuk menghormatinya.
Banyak penggemarnya di seluruh dunia meniru gaya rambut dreadlocknya karena fanatic walaupun tidak sedikit pula yang meniru dreadlock Bob Marley karena terkena imbas voyeurisme, padahal sebenarnya dreadlock Bob Marley sebagai bagian dari keyakinannya akan ajran Rastafarian, dan bukan dari pengkulturan dari selebriti idolanya. Pada umumnya di Indonesia, sosok Bob Marley banyak diidentikkan dengan ganja, padahal ganja adalah ritual serta bagian dari ajaran Rastafarian dan Bob Marly adalah penganutnya. Wajar bila ia mengkonsumsi, menjadikan syair, dan menyanyikannya.
Ia mulai dikenal di dunia musik reggae pada tahun 1962. Album pertamanya ialah "The Wailing Wailers" dirilis tahun 1965 bersama The Wailers. Pada 1974 lagu "No Woman No Cry" menjadi populer di Jamaika dan negara-negara Amerika Serikat. Namun pada tahun 1977 ia mengidap penyakit kanker. Pada tahun 1980, Marley pingsan saat jogging di New York. Namun pada 1981 Marley meninggal dunia setelah mengalami kanker yang dideritanya selama empat tahun terakhir. Ia meninggalkan seorang istri dan 5 orang anak.
Langganan:
Postingan (Atom)